Berita  

LPSK Sebut Putri Candrawathi Belum Layak Diperiksa, Kamaruddin Beberkan Dugaan Motif Pembunuhan

JAKARTA – Fakta kondisi terbaru istri Irjen Pol Ferdy Sambo, Putri Candrawathi diungkap oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Wakil Ketua LPSK Susilaningtias mengatakan, kondisi Putri belum pulih secara mental bahkan ditemukan adanya tanda masalah pada kesehatan jiwa.

Susi menyatakan, kondisi tersebut berpotensi menimbulkan bahaya pada diri Putri.

“Tidak ditemukan adanya risiko keberbahayaan yang dipersepsikan sebagai ancaman dari pelaku kekerasan seksual yang sudah tewas, akan tetapi ditemukan potensi risiko keberbahayaan terhadap diri sendiri,” kata Susi saat konferensi pers di Kantor LPSK, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (15/8/2022).

Kondisi yang dialami Putri Candrawathi ini berpotensi mengalami gangguan yang berkepanjangan atas peristiwa yang mengerikan atau PTSD.

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah gangguan stress pascatrauma karena kondisi kesehatan jiwa yang dipicu oleh peristiwa traumatis.

Kondisi tersebut bisa saja dialami oleh Putri Candrawathi selama berbulan-bulan atau bahkan menahun.

Ditandai dengan kondisi psikologis menjadi PTSD disertai kecemasan dan depresi,”tutur Susi.

Atas pemeriksaan tersebut, tim psikolog dari LPSK menyimpulkan kalau, Putri Candrawathi tidak memiliki kompetensi psikologis yang cukup memadai untuk menjalani pemeriksaan dan memberikan keterangan.

Karenanya, pada saat tim psikolog LPSK melakukan pemeriksaan assessment psikologis, pihaknya kata Susi tidak dapat menerima keterangan apapun dari Putri Candrawathi.

“Pemohon tidak dapat disimpulkan untuk memenuhi kriteria untuk dapat dipercaya terkait peristiwa kekerasan seksual, percobaan pembunuhan, tempus dan locus karena tidak diperoleh keterangan apapun sebagai akibat dari kompentensi psikologis yang tidak memadai,” ucap Susi.

Hal ini juga menjadi salah satu aspek permohonan perlindungan yang dilayangkan Putri Candrawathi tidak dikabulkan LPSK.

Sebab, hingga hari ini sejak permohonan itu diajukan yakni pada 14 Juli 2022 kemarin, LPSK tidak bisa menerima keterangan apapun dari Putri Candrawathi.

“Teridentifikasi memiliki masalah psikologis yang belum dapat dikaitkan sebagai terduga korban kekerasan seksual dan terduga saksi percobaan pembunuhan,” katanya.

PTSD Bisa Berbahaya Jika Tak Diselesaikan

Merujuk pada buku berjudul DSMa 5, kata Psikolog & Grafolog, Joice Manurung, PTSD terjadi karena paparan sifat langsung atau tidak langsung dari sebuah peristiwa yang bersifat traumatis.

Dan gangguan kecemasan ini bisa berdampak pada kualitas kehidupan.

“Ketika seseorang mengalami gangguan mental, yang sifatnya intens terjadi tekanan cukup siginfikan dalam diri kita,” ungkap Joice saat diwawancarai Tribunnews, Selasa (16/8/2022).

Dampak lebih lanjut PTSD adalah menganggu komunikasi dan interaksi dengan orang sekitarnya.

Ia tidak bisa mengutarakan pendapatnya, ditambah ada gangguan mental lain yang menyertai seperti depresi kronik, atau delusional.

“Nanti muncul pikiran tidak wajar. Bahkan PTSD tidak disikapi penanganan medik dan terapi yang benar bisa berujung pada upaya mengakhiri hidup.

Efeknya bisa fatal kalau tidak dibantu untuk diselesaikan,” tegas Joice.

Untuk prosedur penyembuhannyan dan butuh berapa lama?

Menurut Joice setiap orang itu bersifat kompleks unik sehingga tidak pernah ada gejala atau pun efek PTSD yang sama untuk setiap orang.

“Kalau pun ada, itu hanya mirip-mirip, tapi akan berbeda detailnya. Bentuk perilaku, ekspresi, adaptasi situasi, itu akan berbeda sehingga pemulihannya pun akan berbeda-beda,” papar Joice lagi.

Proses penyembuhan tergantung pada karakter bawaan orang tersebut dan peristiwa traumatik yang telah terjadi.

“Contoh ada orang terkasih meninggal karena kecelakaan. Bagi setiap orang beda-beda penghayatannya. Sedalam apa sih, setakut apa, sesedih apa berbeda-beda, kedalaman PTSD nya juga berbeda-beda. Itu mengapa, proses atau cara, metode pemulihan akan berbeda-beda setiap orang,” kata Joice menambahkan.

Sehingga tidak pernah ada satu metode bisa dipakai untuk semua orang yang mengalami PTSD. Namun, kata Joice, ada dua treatment besar yang harus dijalani secara paralel.

Pertama ada treatment medik, sebelum memberikan penanganan ini, perlu melalui pengukuran diagnostik secara psikiater. Kemudian dilihat, pasien membutuhkan treatment medik sebesar apa.

Lalu yang kedua, treatment secara psikologis. Bentuk metode pun bermacam-macam. Ada yang menggunakan art terapi, hipnoterapi, berhavior terapi, atau sejumlah pendekatan healing dari beberapa bentuk.

“Nah nanti setelah ini selesai, jika sudah berkurang gejalanya. Kemudian perilaku pasien sudah tidak menjauh, bisa dilakukan proses rehabilitasi,” jelas Joice.

Dilansir Verywellmind, perawatan psikoterapi dapat membantu penyintas PTSD.

Psikoterapi telah terbukti efektif dalam mengobati gejala PTSD setelah serangan seksual.

Terapi pemrosesan kognitif dan terapi paparan lama merupakan dua bentuk psikoterapi yang efektif.

Terapi pemrosesan kognitif (CPT) membantu orang menghadapi ingatan dan pikiran tidak menyenangkan yang terkait dengan serangan seksual.

Sementara Terapi paparan lama menargetkan setiap perilaku yang dipelajari yang dilakukan atau dihindari orang sebagai respons terhadap situasi atau pikiran dan ingatan yang terkait dengan serangan seksual.

Jika kamu mengalami kekerasan pada perempuan, jangan ragu untuk meminta pertolongan.

Pembunuhan Dipicu Kabar Ferdy Sambo Punya Wanita Simpanan

Sebelum terjadi pembunuhan, kuasa hukum pihak Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan soal pertengkaran rumah tangga Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Pemicu pertengakaran tersebut diduga Ferdy Sambo ketahuan memiliki wanita simpanan.

Kamaruddin menduga, Putri Candrawathi mengetahui soal wanita simpanan Ferdy Sambo setelah mengulik dari Brigadir J maupun sopirnya.

“Diduga (Ferdy Sambo) ketahuan menyimpan yang cantik-cantik, dan Ibu Putri mencari tahu mungkin melalui Yosua (Brigadir J) maupun melalui sopir, dan ketahuanlah yang cantik-cantik itu,” ungkapnya, dikutip Tribunnews cari laman YouTube Kompas TV.

Adanya wanita simpanan tersebut membuat Eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdi Sambo kerap tidak pulang ke rumah sehingga memicu adanya pertengkaran rumah tangga.

“Bahkan Ferdi sambo bukannya malah bertaubat pasca-ketahuan, tapi dia mempertahankan dosa itu, maka dibuatlah pengancaman dari skuad lama yang pro terhadap Bapak (Ferdy Sambo),” ungkapnya.

Dugaan Motif Dendam

Kamaruddin Simanjuntak menduga Irjen Ferdy Sambo bermotif dendam sehingga berujung pada pembunuhan Brigadir J, sementara di kalangan ajudan yang terlibat pembunuhan adalah iri dan dengki.

“Brigadir Yosua sudah dianggap sebagai anak sehingga dirinya itu sangat disayang baik oleh Bapak (Ferdy Sambo) maupun oleh Ibu (Putri Candrawathi) sehingga dia termasuk anak yang dimanja di rumah itu dan dia diberikan keleluasaan tertentu dan kepercayaan tertentu,” imbuhnya.

Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan saat ini timnya masih bekerja keras menguak peristiwa di Magelang, Jawa Tengah yang memicu pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Seperti diketahui Irjen Ferdy Sambo, tersangka pembunuhan Brigadir J belum lama ini mengaku dirinya tega menghabisi ajudannya sendiri lantaran tersulut emosi.

Dikatakannya, peristiwa yang terjadi di Magelang itu menyulut emosi Sambo lantaran melukai harkat dan martabat keluarganya.

Kemarahan Ferdy Sambo itu pun berujung pada rencana pembunuhan yang ia susun untuk menghabisi Brigadir J di Jakarta.

Soal peristiwa di Magelang, kini Bareskrim tengah mendalami.

Namun, lanjut Komjen Agus, Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, tidak dibawa ke Magelang oleh penyidik.

Sementara meski laporan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi di Duren Tiga, Jakarta Selatan, sudah gugur, tetapi rangkaian peristiwa yang terjadi di Magelang tetap harus didalami.

“Rangkaian peristiwanya begitu, kan enggak bisa kami hilangkan,” kata Komjen Agus, melansir Kompas.com.

Menurut dia, yang mengetahui pasti peristiwa sebenarnya yang terjadi di Magelang hanya Tuhan, istri Ferdy Sambo, dan Brigadir J.

“Yang pasti tahu apa yang terjadi, ya Allah SWT, almarhum (Brigadir J), dan Bu PC (Putri Candrawathi),” tutur Agus.

“Kalaupun Pak FS (Ferdy Sambo) dan saksi lain seperti Kuat, Ricky Rizal, Susi, dan Richard hanya bisa menjelaskan sepengetahuan mereka,” sambung dia.

Bharada E Tak Mengetahui Peristiwa di Magelang

Pengacara Bharada E, Ronny Talapessy menegaskan, kilennya tak mengetahui peristiwa apa yang sebenarnya terjadi di Magelang.

Peristiwa antara Brigadir J dan Putri Candrawathi.

Di mana peristiwa yang disebut Sambo, melukai martabat keluarga Irjen Ferdy Sambo.

“Tidak, tidak tahu. Tidak tahu ya,” ujar Ronny.

Sementara diberitakan Wartakotalivecom sebelumnya, eks Pengacara Bharada E, Deolipa Yumara mengatakan, Putri Candrawathi sempat menelepon Bharada E.

Awalnya, pada tanggal 6 Juli 2022, Irjen Ferdy Sambo bersama istrinya Putri Candrawathi, merayakan ulangtahun pernikahan di Magelang mulai pukul 22.00 WIB sampai pukul 01.00 WIB dinihari 7 Juli 2022.

Mereka mengaku menikmati acara dengan santai.

Namun, kabar yang berhembus, kata Deolipa, usai acara itu, Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi sudah mulai bertengkar.

“Tetapi Richard tidak tahu masalah apa yang tengah diributkan,” katanya, pada acara Dua Sisi yang disiarkan di akun YouTube TVOne.

Lantas pada tanggal 7 Juli 2022 pagi sekitar pukul 08.00WIB, Irjen Ferdy Sambo sudah berangkat ke Jakarta untuk bekerja.

Sementara Putri Candrawathi bersama Bharada Richard Eliezer, Brigadir Yosua, dan Brigadir Ricky masih berada di Magelang.

Bersama mereka juga ada Susi, seorang pekerja rumah tangga, Kuwat sopir pribadi, dan seorang anak Ferdy Sambo dengan Putri.

Pada hari yang sama, Bharada E dan Brigadir Ricky (Bripka RR) mendapatkan tugas untuk mengantarkan makanan ke anak komandannya yang sekolah Taruna Magelang.

Sementara Putri Chandrawati di rumah bersama Kuwat, Susi dan Brigadir J.

Beberapa saat kemudian Putri Candrawathi tampak menangis menghubungi ponsel Bharada E, di situ Putri menanyakan keberadaan Bripka Ricky.

Karenanya Bharada E menyerahkan ponsel itu ke seniornya Brigadir Ricky, lantas mereka berdua pun buru-buru kembali ke rumah atasan mereka di Magelang.

Namun, kata Deolipa, Bharada E mengaku tidak tahu apa isi pembicaraan Bripka Ricky dengan Putri Candrawathi.

Ketika sampai di rumah, Bripadir Ricky dan Bharada E ingin melihat kondisi Putri Candrawathi di lantai atas namun rupanya dihalangi dan dilarang oleh Kuwat, sopir pribadi Irjen Ferdy Sambo.

“Sampai di rumah, Ricky dan Richard naik ke atas, tapi ada namanya Kuwat. Kata Kuwat, Sudah Richard (Bharada E) jangan ikut campur,” kata Deolipa.

Sementara saat itu posisi Brigadir J sudah berada di lantai bawah.

“Akhirnya Richard turun. Pas interview, saya tanya ke Richard ada apa di atas. Dia bilang saya gak tahu bang, makanya saya turun saja. Ya, sudah di bawah saya ketemu Yosua. Tapi saya gak tahu persoalan apa. Tapi Kuwat marah-marah,” ujar Deolipa.

Menurut Deolipa dari pengakuan Bharada E, pada saat Putri menangis, hanya ada Susi, Kuwat, dan Brigadir J atau Yosua yang menemaninya.

Hingga akhirnya mereka dari Magelang kembali ke Jakarta, dan peristiwa pembunuhan yang menewaskan Brigadir J terjadi. (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Warkotakive.com/Sam Law Malau)(Kompas.com/Adhyasta Dirgantara) (Tribun Network/riz/wly) (Tribunnews.com/Aisyah Nursyamsi)