Tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit disebut akan mengumumkan perkembangan atau update kasus pembunuhan berencana pada Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Rencananya, update kasus pembunuhan berencana yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo ini akan diumumkan pada Jumat (19/8/2022), selepas salat Jumat.
Kabar tersebut pun dibenarkan oleh Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Irjen Dedi Prasetyo.
“Ya. Habis shalat Jumat nanti diinfokan updatenya,” kata Dedi, Kamis (18/8/2022), dilansir Kompas.com.
Saat ditanya terkait apa perkembangan kasus Brigadir J yang akan disampaikan timsus besok, Dedi enggan membocorkannya.
Tak hanya itu, Dedi juga tidak mau memberitahukan soal siapa yang akan mengumumkan perkembangan kasus tersebut.
Dedi hanya menegaskan bahwa yang menyampaikan perkembangan kasus Brigadir J ini adalah dari timsus langsung.
“Timsus langsung besok yang sampaikan,” ucapnya.
Perlu diketahui hingga saat ini Polri telah menetapkan empat orang tersangka dalam kasus pembunuhan berencana pada Brigadir J ini.
Keempat tersangka tersebut di antaranya ada Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Bripka Ricky Rizal, seorang ART Sambo bernama Kuat Ma’ruf, dan Irjen Ferdy Sambo yang menjadi otak dari pembunuhan ini.
Kasus Brigadir J ini juga telah meluas dengan adanya dugaan suap yang dilakukan oleh Ferdy Sambo kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Serta dugaan adanya transaksi uang sebanyak Rp 200 juta dari rekening Brigadir J yang dikirimkan ke salah seorang tersangka oleh Ferdy Sambo.
Mahfud MD Ungkap Drama Melankolis Ferdy Sambo
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, skenario pembunuhan Brigadir J ternyata dibumbui drama melankolis agar banyak orang percaya.
Menko Polhukam sekaligus Ketua Kompolnas, Mahfud MD, membongkar drama yang dibuat Irjen Pol Ferdy Sambo, untuk membuat orang percaya skenarionya.
Mahfud MD mengatakan, sebelum rilis peristiwa kematian Brigadir J, ada adegan Ferdy Sambo menangis-nangis di ruang kerjanya.
Mabes Polri awalnya merilis Brigadir J meninggal, dengan skenario baku tembak, pada Senin (11/7/2022) sore.
Kompolnas bahkan sempat percaya pada skenario Ferdy Sambo, paling tidak Benny Mamoto, Ketua Harian Kompolnas.
“Memang dibohongi. Ada skenario drama melankolis,” ungkap Mahfud MD, pada program Indonesia Lawyers Club, Senin (15/8/2022).
Maih menurut Mahfud MD, sebelum diumumkan meninggalnya Brigadir J, Ferdy Sambo memanggil sejumlah orang.
“Pada hari Senin sebelum peristiwa diumumkan, Pak Sambo memanggil beberapa orang, termasuk dari Kompolnas, satu orang dipanggil,” ungkap Mahfud MD.
Pada saat wakil Kompolnas datang, Ferdy Sambo hanya menangis sambil teriak-teriak.
“Saya ini dizolimi, istri saya dilecehkan. Dia terus nangis gitu, tidak menjelaskan hal lain,” kata Mahfud MD, yang telah mengorek keterangan dari wakil Kompolnas yang hadir saat itu.
Tak hanya dari Kompolnas yang dipanggil Ferdy Sambo untuk bisa melihat tangisannya.
“Setidaknya ada lima orang. Diciptakan prakondisi, agar orang percaya dengan kondisi itu (baku tembak dan pelecehan),” kata Mahfud MD.
Mahfud MD juga telah meminta keterangan dari lima orang yang kala itu dipanggil Ferdy Sambo.
“Saya sudah cek pada semua orang yang dipanggil. Kalimatnya sama, cuma nangis mondar-mandir di meja,” jelas Mahfud.
Selain itu, ada kalimat juga yang dilontarkan Ferdy Sambo agar orang percaya kepadanya.
“Kalau saya ada di situ saya tembak sendiri sampai mati lebih parah,” kata Mahfud MD, mengutip teriakan Sambo yang dia dapat dari orang-orang yang datang menemuinya.
Sejak itu, ujarnya, akhirnya semakin kuat kesimpulannya bahwa yang terjadi bukan baku tembak di antara ajudan.
“Kompolnas akhirnya saya minta menarik diri dari (skenario) tembak menembak. Tidak ada tembak menembak, yang ada adalah penembakan,” jelasnya.
Belakangan memang tergambar bahwa yang terjadi di rumah dinas itu bukan baku tembak seperti cerita pertama yang disampaikan oleh polisi.
Peristiwa sebenarnya adalah pembunuhan berencana, dengan otak pelaku utama ialah Irjen Pol Ferdy Sambo.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Theresia Felisiani)(Kompas.com/Adhyasta Dirgantara)
Baca berita lainnya terkait Polisi Tembak Polisi.